Peserta Didik Belajar Berbasis Industri Melalui Teaching Factory

Magelang – Bantuan teaching factory (tefa) skema pengimbasan tahun 2024 kembali diluncurkan Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk memperkokoh pengembangan tefa SMK.

SMK Muhammadiyah 2 Muntilan (Mudamu) menjadi salah satu penerima bantuan tersebut. Setidaknya, ada tiga sekolah imbasan yang bisa merasakan manfaat program ini.

Sekolah tersebut adalah SMK Al-Mu’min Muhammadiyah Tembarak Temanggung, SMK Muhammadiyah 2 Salam, Kabupaten Magelang, dan SMK Muhammadiyah Sawangan, Kabupaten Magelang.

Kepala SMK Mudamu Untung Supriyadi menjelaskan, ketiga sekolah tersebut akan mengikuti program Tefa Pengimbasan selama 4 bulan dengan 12 kegiatan, salah satunya perancangan dan pengembangan produk.

Mereka akan dilatih mengembangkan unit bisnis yang ada di sekolah sampai menjadi tefa.

“Sekolah tersebut juga akan mendapat bantuan bahan baku produksi dan akan ada uji kompetensi bagi peserta didiknya,” terangnya, Selasa (13/8/2024).

Penerima bantuan tefa pengimbasan, Kepala SMK Al-Mu’min Muhammadiyah Tembarak Temanggung Herry Rusmanto, merasa beruntung menerima manfaat dari program ini.

Melalui program ini, peserta didik bisa belajar berbasis industri.

“Target kita setelah ikut program ini bisa mendekatkan pembelajaran di sekolah mengarah ke industri, serta mengembangkan unit bisnis konveksi dan desain grafis menjadi tefa,” ucapnya.

Sementara itu, Luqmantoro selaku PIC Bantuan Program Tefa menyebutkan, program ini bertujuan untuk menambah tefa di SMK.

Dengan harapan, peserta didik bisa belajar dengan basis industri dan melaksanakan praktik kerja lapangan (PKL) di tefa sekolah masing-masing—sekaligus membesarkan tefa yang mereka miliki.

Kata Luqmantoro, tefa sudah memenuhi syarat sebagai tempat PKL.

“Di tefa sudah lengkap, ada surat keputusannya,  ada struktur pengelolanya, ada deskripsi pekerjaan, ada target penjualannya, ada tim pemasarannya, dan lainnya. Maka itu (tefa, Red) bisa dikatakan mini pabrik,” jelasnya.

Sekolah yang sudah memiliki tefa, maka pembelajarannya bisa diterapkan di tefa.

“Tefa nggak hanya sebatas membuat usaha tertentu, tapi usahanya tersebut harus berdasarkan apa yang ada di mata pelajaran. Misal ada pelajaran mendesain, maka tefa-nya membuat stiker, mug, kaos, dan lainnya,” katanya.

Sumber : RADARMAGELANG.ID

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *